LAPORAN
PRATIKUM KIMIA
KOROSI
“KOROSI PADA PAKU”
KELAS XII IPA 1
KELOMPOK 1
NAMA :
1. Ganda Putra Sitanggang
2. Irah Khoiriyah Azzahra
3. Iwis Widya Yanti Silaban
4. Septi Alpa Reza
BAB 1
LATAR BELAKANG
1.1
Definisi
Definisi korosi
yaitu kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara suatu logam
dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang
tidak dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Contoh
korosi yang paling lazim adalah perkaratan besi.
Pada peristiwa
korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara) mengalami reduksi.
Karat logam umumnya adalah berupa oksida atau karbonat. Korosi dapat dipercepat
dengan adanya air, itulah sebabnya rumus kimia karat besi adalah Fe2O3.xH2O
yaitu suatu zat padat yang berwarna coklat-merah.
Pada korosi
besi, begian tertentu dari besi itu berlaku sebagai anode, dimana besi
mengalami oksidasi.
Fe (s) Fe2+
(aq) + 2e-
Elektron yang dibebaskan anode mengalir ke bagian
lain dan bertindak sebagai katode, dimana oksigen tereduksi.
O2
(g) + 4H+ (aq) + 4e- 2H2O (l)
Atau
O2
(g) + 2H2O (l) + 4e- 4OH- (aq)
Korosi juga
diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena logam bereaksi secara
kimia atau elektrokimia dengan lingkungan.
1.2
Tujuan
Pratikum ini bertujuan untuk :
1.
Mengetahui paku pada aqua gelas mana
saja yang mengalami korosi.
2.
Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan
besi mengalami korosi.
3.
Cara pencegahan korosi pada besi
1.3
Manfaat
Setelah melakukan
percobaan , maka diharapkan akan diperoleh manfaat sebagai berikut :
1.
Mengetahui sifat besi terhadap berbagai
bahan
2.
Menambah informasi mengenai korosi
3.
Melatih siswa semakin terampil dalam
melaksanakan pratikum
BAB 2
Tinjauan Pustaka
2.1 Penyebab Korosi
Faktor yang berpengaruh dibedakan menjadi 2, yaitu berasal dari bahan itu
sendiri dan dari lingkungan. Faktor dari bahan meliputi kemurnian bahan,
struktur bahan, bentuk kristal, tekhnik pencampuran bahan, dan lain-lain.
Faktor dari lingkungan meliputi tingkat pencemaran udara, suhu, kelembaban,
zat-zat kimia yang bersifat korosif, dan sebagainya. Bahan-bahan korosif
terdiri atas asam, basa, dan garam, baik dalam senyawa organik maupun
an-organik. Udara dalam ruangan yang terlalu asam atau basa dapat mempercepat
proses korosi.
2.2
Pengendalian
Korosi
Sebenarnya korosi yang terjadi di alam ini dapat dicegah dengan mengubah
besi menjadi baja stainless steel, diberi cat, dilumuri dengan oli, dibalut
dengan plastik, dilapisi dengan timah, dilapisi dengan zink, dan sebagainya.
BAB 3
PROSEDUR PRATIKUM
3.1 Alat
§ 7 buah
paku
§ 7 buah
gelas aqua gelas
§ Selembar
amplas
§ 2 lembar
plastik
§ 2 buah
tali
3.2 Bahan
§ Air yang
sudah dididihkan
§ Larutan garam
§ Larutan
cuka
§ Larutan
sabun
§ Larutan
ajinomoto
§ Minyak
goreng
§ Minyak
tanah
3.3 Langkah
Kerja
1.
Siapkan alat dan bahan yang sudah
disiapkan.
2.
Amplas seluruh paku hingga bersih dari
kotoran debu dan sebagainya.
3.
Beri identitas setiap aqua gelas sesuai
dengan nama larutan.
4.
Isi masing-masing aqua gelas dengan
masing-masing larutan.
5.
Perlakuan paku setiap aqua gelas :
-
Gelas berisi air sabun : di isi paku
dengan wadah terbuka
-
Gelas berisi air yang di didihkan : di
isi paku, lalu tutup bagian atas wadah dengan plastik, lalu ikat dengan kuat.
-
Gelas berisi larutan garam : d isi paku
dengan wadah terbuka.
-
Gelas berisi minyak goreng : di isi
paku, lalu tutup bagian atas wadah dengan plastik, lalu ikat dengan kuat.
-
Gelas berisi minyak tanah : di isi paku
dengan wadah terbuka.
-
Gelas berisi larutan ajinomoto : di isi
paku dengan wadah terbuka.
-
Gelas berisi larutan cuka : di isi paku
dengan wadah terbuka.
6.
Setelah semua aqua gelas sudah terisi,,
maka letakkan di tempat yang aman.
7.
Kemudian amati dan catat perubahan yang
terjadi selama 1 minggu.
BAB 4
Isi
4.1
Hasil
No
|
Identitas Gelas
|
Hari Ke-
|
Perubahan yang Terjadi
|
1
|
Air Sabun
|
1
|
Belum ada perubahan
|
2
|
Mulai mengalami korosi
|
||
3
|
Korosi terjadi pada ujung-ujung paku
|
||
4
|
Korosi mulai membalut bagian badan paku
|
||
5
|
Korosi semakin menebal dan air jadi agak keruh oleh korosi
|
||
6
|
Air semakin keruh dan korosi jadi lebih tebal
|
||
2
|
Air Mendidih
|
1
|
Belum ada perubahan
|
2
|
Terjadi perubahan sedikit korosi
|
||
3
|
Mengalami korosi di semua bagian paku dan warna air sedikit kekuningan
|
||
4
|
Mengalami korosi di semua bagian paku dan warna air menguning
|
||
5
|
Air semakin menguning karena korosi paku lebih banyak
|
||
6
|
Korosi bertambah banyak di seluruh bagian paku dan berair keruh
|
||
3
|
Larutan Garam
|
1
|
Belum ada perubahan
|
2
|
Belum ada perubahan
|
||
3
|
Mulai mengalami perubahan
|
||
4
|
Mulai mengalami korosi pada semua bagian dan air mulai menguning
|
||
5
|
Air menguning dan paku semakin berkarat
|
||
6
|
Air semakin berubah dan paku berkarat lebih banyak
|
||
4
|
Minyak Goreng
|
1
|
Belum ada perubahan
|
2
|
Belum ada perubahan
|
||
3
|
Tidak ada perubahan
|
||
4
|
Tidak ada perubahan
|
||
5
|
Tidak ada perubahan
|
||
6
|
Tidak ada perubahan
|
||
5
|
Minyak Tanah
|
1
|
Belum ada perubahan
|
2
|
Belum ada perubahan
|
||
3
|
Tidak ada perubahan
|
||
4
|
Tidak ada perubahan
|
||
5
|
Tidak ada perubahan
|
||
6
|
Tidak ada perubahan
|
||
6
|
Larutan Ajinomoto
|
1
|
Belum ada perubahan
|
2
|
Air mulai berubah kekuningan, paku tidak mengalami korosi
|
||
3
|
Air semakin kuning-kemerahan, korosi tidak terjadi
|
||
4
|
Air terus mengalami perubahan warna dan paku tetap tidak berkarat
|
||
5
|
Air menjadi keruh tanpa adanya korosi dari paku
|
||
6
|
Air semakin keruh dan paku tetap tidak mengalami korosi
|
||
7
|
Larutan Cuka
|
1
|
Belum ada perubahan
|
2
|
Belum ada perubahan
|
||
3
|
Mulai mengalami perubahan, air tetap jernih
|
||
4
|
Paku berubah menjadi hitam dan timbul gelembung-gelembung gas, air tetap
jernih
|
||
5
|
Gelembung bertambah banyak di sekitar paku dan paku semakin hitam, air
tetap jernih
|
||
6
|
Gelembung semakin banyak dan paku menjadi lebih hitam, air tetap jernih
|
4.2 Pembahasan
Dari hasil
pengamatan tersebut kami melakukan 2 perlakuan berbeda pada 7 gelas, 2 gelas
berisi larutan di tutup oleh plastik serta di tali dan 5 gelas lainnya di
biarkan terbuka. Maka berdasarkan hasil pengamatan selama 6 hari, kami akan
membahas satu per-satu larutan dalam gelas tersebut, yaitu :
1.
Air
sabun
Air
sabun yaitu larutan yang bersifat basa, sehingga walaupun pada awalnya paku
hanya mengalami korosi pada bagian ujung-ujungnya saja, namun semakin lama paku
yang berada di dalam rendaman air sabun akan mengalami korosi secara
keseluruhan dan perubahan pada warna air dari hari pertama hingga hari terakhir
rendaman akan terlihat.
2.
Air
mendidih
Air yang
sudah di didihkan menyebabkan paku mengalami korosi keseluruhan serta
menyebabkan air mengalami perubahan warna menjadi warna kuning-kemerahan. Hal
tersebut karena seperti yang diketahui bahwa penyebab terjadinya korosi yaitu
air dan oksigen. Pada paku yang di rendam dengan air panas terdapat air dan
oksigen yang terlarut, walaupun keadaan gelas tersebut tertutup, namun tetap
saja ikatan-ikatannya menyebabkan paku mengalami korosi paling cepat jika di
bandingkan dengan paku yang berada pada larutan yang lainnya.
3.
Larutan
garam
Larutan
garam akan menyebabkan korosi pada paku secara keseluruhan dan menyebabkan air
mengalami perubahan warna. Itu karena larutan garam bereaksi dengan besi dan
mengakibatkan perkaratan serta terjadinya penguapan.
4.
Minyak
goreng
Dari
hari pertama rendaman paku di dalam minyak goreng hingga hari terakhir
rendaman, paku tidak mengalami korosi sama sekali. Hal tersebut disebabkan oleh
sifat minyak goreng yang sama dengan oli, yaitu sebagai pelumas. Sehingga paku
tidak akan mengalami korosi sedikitpun terhadap minyak goreng.
5.
Minyak
tanah
Sama
halnya dengan minyak goreng, dalam rendaman minyak tanah, tidak ada reaksi yang
terjadi antara minyak dan besi. Sehingga, paku pun tidak mengalami korosi.
6.
Larutan
ajinomoto
Berbeda dengan
larutan lainnya, paku yang di rendam oleh larutan ajinomoto tidak mengalami
korosi sama sekali. Namun, terjadi perubahan warna larutan yang sangat pekat.
Warna larutan sama dengan warna paku yang mengalami korosi yaitu
kuing-kemerahan.
7.
Larutan
cuka
Melihat
keadaan paku setelah di rendam selama 6 hari berubah menjadi hitam, kami
mencoba mencari tahu penyebabnya. Ternyata, paku tersebut sebenarnya mengalami
korosi secara keseluruhan walaupun korosi yang terjadi pada paku di dalam
larutan lain umumnya berwarna kuning-kemerahan, paku di dalam air cuka akan
semakin berwarna hitam dan lama-lama akan mengalami keropos. Hal itu di
sebabkan oleh asam yang terkandung dalam CH3COOH (asam cuka) lebih
cepat mengalami reaksi dengan paku yang menyebabkan korosi karena sifat asam
lebih korosif daripada basa dan garam.
4.3 Pertanyaan
1.
Berdasarkan kegiatan ini, faktor apakah
yang menyebabkan paku besi barkarat ?
ð
Faktor yang berpengaruh dibedakan
menjadi 2, yaitu berasal dari bahan itu sendiri dan dari lingkungan. Faktor dari
bahan meliputi kemurnian bahan, struktur bahan, bentuk kristal, tekhnik
pencampuran bahan, dan lain-lain. Faktor dari lingkungan meliputi tingkat
pencemaran udara, suhu, kelembaban, zat-zat kimia yang bersifat korosif, dan
sebagainya. Bahan-bahan korosif terdiri atas asam, basa, dan garam, baik dalam
senyawa organik maupun an-organik. Udara dalam ruangan yang terlalu asam atau
basa dapat mempercepat proses korosi.
2.
Jelaskan penyebab terbentuk atau
tidaknya karat pada tiap tabung reaksi ?
ð
Paku yang berada pada 3 gelas yaitu
dalam air sabun, air mendidih yang ditutup, larutan garam, dan larutan cuka terbentuk
karat yang menyeluruh karena adanya reaksi antara air, oksigen dan paku.
Sedangkan paku pada minyak goreng, dan minyak tanah tidak mengalami karat
karena tidak adanya unsur air yang mengaktifkan karat. Dan pada larutan
ajinomoto, paku pun tidak mengalami karat hanya saja air berubah warna menjadi
kuning-kemerahan.
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari pratikum
yang telah dilakukan, kami menyimpulkan bahwa paku yang tidak mengalami korosi
yaitu pada minyak goreng, minyak tanah, dan larutan ajinomoto. Karena
bahan-bahan tersebut bukan zat pereduksi yang baik sehingga tidak terjadi
korosi pada paku.
Kemudian melalui
pratikum tersebut dibenarkan bahwa faktor penyebab korosi yaitu air dan udara.
Agar tidak erjadi korosi pada besi jangan sampai besi terkontaminasi oleh air
ataupun larutan lainnya yang dapat menyebabkan oksidasi sehingga besi dapat
berkarat. Jika kita menghindarkan besi dari air, maka besi tidak akan dapat
bereaksi dengan oksigen yang mengakibatkan korosi.
5.2 Saran
Saat melakukan
setiap pratikum di anjurkan untuk memperhatikan prosedur kerja serta
keselamatan kerja dan juga disarankan untuk memperbanyak referensi dari
berbagai sumber untuk mempermudah dalam melakukan pratikum maupun dalam
penyusunan laporan pratikum.
DAFTAR PUSTAKA
Harnanto, Ari.
2009. KIMIA Untuk SMA/MA Kelas XII.
Jakarta: Setia Aji.
Susilowato,
Endang. 2012. KIMIA Untuk Kelas XII SMA
dan MA. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.