Kamis, 26 Februari 2015

Makalah Fisika tentang Jarak Benda, Jarak Bayangan dan Jarak Titik Api



LAPORAN PRATIKUM FISIKA
“Jarak Benda, Jarak Bayangan & Jarak Titik Api”

lensa.jpg

KELAS XII IPA 1
KELOMPOK 1
NAMA        :


1.     Agus Setiawan
2.     Asri Widayanti
3.     Irah Khoiriyah Azzahra
4.     Ratih Kristiyana




PEMERINTAH KABUPATEN BENGKULU UTARA
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMA NEGERI 1 PUTRI HIJAU


KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat limpahan rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Ujian Praktek Fisika sebagaimana mestinya dan terlaksananya menyelesaikan pembuatan laporan pratikum fisika mengenai  Jarak Benda, Jarak Bayangan dan Jarak Titik Api”.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan mengingat kurangnya pengetahuan serta pengalaman penulis, oleh karena itu diharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun. Mungkin hanya sekian pengantar ini kami buat, besar harapan bahwa laporan ini dapat diterima. Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.



Putri Hijau,    Februari 2015


                                                                                                                        PENULIS



Daftar Isi
Kata Pengantar 2
Daftar Isi 3
BAB 1 : Latar Belakang 4
1.1   Landasan Teori                                                         
1.2   Tujuan Pratikum                                      
Bab 2 : Alat dan Bahan 4
                2.1 Alat
                2.2 Bahan           
BAB 3 : Prosedur Pratikum 5
                3.1 Persiapan Percobaan                                             
                3.2 Langkah Percobaan
                3.3 Gambar Percobaan
BAB 4 : Hasil Pengamatan 6
                4.1 Tabel Hasil Pengamatan                                                        
                4.2 Pembahasan                                              
                4.3 Penghitungan
                4.4 Pembahasan Secara Teori                                                    
BAB 5 : Penutup ...........................................................................................................................................9
                5.1 Kesimpulan                                                
                5.2 Saran                                                             
Daftar Pustaka..............................................................................................................................................9

BAB 1
Latar Belakang
1.1 Landasan Teori
Optik adalah cabang fisika yang menggambarkan perilaku dan sifat cahaya dan interaksi cahaya dengan materi. Optik dijelaskan dan ditandai dengan fenomena optik. Kata berasal dari ὀπτική optik Latin, yang berarti tampilan.
Pembiasan adalah gejala pembelokan  arah rambatan cahaya ketika cahaya melewati batas  dua medium yang berbeda indek biasnya.
Lensa adalah benda bening yang dibatasi oleh dua permukaan lengkung, atau lengkung datar. Benda yang diamati dengan menggunakan lensa dapat bersifat nyata atau maya, tegak atau terbalik dan dapat diperbesar atau diperkecil.
Hubungan antara jarak benda dan jarak bayangan serta fokus lensa dapat dinyatakan dengan rumusan sbb :
https://asepgart.files.wordpress.com/2012/11/fc03.jpg?w=640

1.2 Tujuan Pratikum
Mempelajari hubungan antara jarak benda (S), jarak bayangan (S’) dan jarak titik api (f).

BAB 2
Alat dan Bahan
2.1 Alat


1.       Lilin
2.       Korek api
3.       Meja optik
4.       Rel presisi
5.       Lensa f =100 mm
6.       Lensa f =50 mm
7.       Penyambung rel
8.       Kaki rel
9.       Mistar 30 cm


2.2 Bahan 
  
BAB 3
Prosedur Pratikum
3.1 Persiapan Percobaan
Setelah peralatan disiapkan sesuai daftar alat dan bahan diatas, maka :
a.       Susunlah alat-alat, dengan urutan dari kiri sumber cahaya, lensa f=100 mm, diafragma, lensa f=50 mm, meja optik/layar.
b.      Sebagai benda digunakan diafragma anak panah yang di terangi oleh sumber cahaya.
c.       Sebagai layar penangkap bayangan digunakan meja optik yang didirikan.
d.      Potonglah kertas sehingga ukurannya kira-kira 2 cm lebih lebar dari pada lebar meja optik. Lipatlah kelebihan lebar masing-masing sekitar 1 cm pada tiap sisi.
e.      Sisipkanlah kertas itu ke dalam meja optik.kertas itu akan bertindak sebagai pelapis layar, agar layar berwarna putih bersih.
f.        Nyalakan lilin yang digunakan sebagai sumber cahaya.
g.       Sambungkan kedua rel presisi agar diperoleh rel yang lebih panjang.
3.2 Langkah Percobaan
1.       Atur agar jarak antara sumber cahaya dan lensa f =100 mm sama dengan 10 cm.
2.       Atur agar jarak antara sumber cahaya dan lensa f =50 mm sama dengan 20 cm sebagai jarak benda (S).
3.       Geser-geser layar menjauhi atau mendekati lensa sehingga diperoleh bayangan yang jelas (tajam) pada layar.
4.       Ukur jarak layar ke lensa sebagai jarak bayangan (S’) dan isikan hasilnya ke dalam tabel di bawah ini.
5.       Ulangi langkah (2) s.d (4) untuk jarak-jarak benda seperti yang tertera dalam tabel di bawah ini.
6.       Lengkapi isian abel di bawah ini dengan hasil perhitungan yang berkaitan dengan data.
3.3 Gambar Percobaan
Meja-Optik.jpg
BAB 4
Hasil Pengamatan
4.1 Tabel Hasil Pengamatan
a. Data-data jarak benda (S) dan jarak bayangan (S’)
        1.4.1 Tabel Hasil Pengamatan f+ 50
No
S
(cm)
1/S
S’/cm
1/S’
1/S + 1/S’
1/f
1
20
1/20
7
1/7
1/20 + 1/7
27/140
2
30
1/30
6,5
1/6,5
1/30 + 1/6,5
36,5/195
3
40
1/40
6
1/6
1/40 + 1/6
46/240
4
50
1/50
6,5
1/6,5
1/50 + 1/6,5
56,5/325
5
60
1/60
6,5
1/6,5
1/60 + 1/6,5
66,5/390

                Tabel Hasil Pengamatan f+ 100
No
S
(cm)
1/S
S’/cm
1/S’
1/S + 1/S’
1/f
1
20
1/20
30
1/30
1/20 + 1/30
1/12
2
30
1/30
20
1/20
1/30 + 1/20
1/12
3
40
1/40
17
1/17
1/40 + 1/17
57/680
4
50
1/50
17
1/17
1/50 + 1/17
67/850
5
60
1/60
15
1/15
1/60 + 1/15
1/12
b. Hubungan antara (1/S + 1/S’) dengan 1/f
Dari data yang diperoleh tersebut dapat diketahui hubungan antara jarak benda(s), jarak bayangan(s’), dan jarak titik api(f). untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table sebagai berikut.
Hubungan antara jarak benda(s), jarak bayangan(s’), dan jarak titik fokus.

                                                                f + 50                    

No.
S (cm)
S’ (cm)
f (cm)
1.
20
7
5,1
2.
30
6,5
5,3
3.
40
6
5,2
4.
50
6,5
5,7
5.
60
6,5
5,8
                                                               
f + 100

No.
S (cm)
S’ (cm)
f (cm)
1.
20
30
12
2.
30
20
12
3.
40
17
11,9
4.
50
17
12,6
5.
60
15
12

Dari table diatas dapat kita lihat bahwa hubungan antara jarak benda(s) dan jarak bayangan(s’) berbanding terbalik artinya bahwa semakin besar atau semakin jauh jarak benda maka semakin kecil jarak bayangannya. Dan dari hubungan antara jarak benda (s) dan jarak bayangan (s’) akan menghasilkan jarak fokus (f). hubungan tersebut secara matematis dapat ditulis dengan persamaan gauss yaitu :
               
dari persamaan diatas diketahui bahwa jarak benda dan jarak bayangan berbanding lurus dengan jarak fokus.                  
4.2 Pembahasan
Pada percobaan ini bertujuan untuk mengetahui hubungan jarak(s), jarak bayangan(s), dan jarak titik api(f). Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah meja optic, rel presisi sebanyak 2 buah, lensa f=100 mm, lensa f=50 mm dan lilin. Alat –alat tersebut disusun sesuai langkah-langkah percobaan. Langkah pertama yaitu memasang rel presisi, kemudian memasang lilin sebagai sumber cahaya lalu kemudian meletakkan lensa f=100 mm di depan sumber cahaya dengan jarak 10 cm kemudian di depannya di pasang diafragma 1 celah. Untuk lensa f=50 mm di pasang dengan jarak  cm dari benda. Kemudian untuk melihat bayangan yang dihasilkan di pasang meja optic dengan posisi diatur sedemikian rupa sampai bayangannya tampak jelas. Dalam percobaan ini, dilakukan dengan menggunakan 2 lensa f=50 mm dan f=100 mm serta dilakukan terhadap 5 jarak benda pada setiap lensa. Pada lensa pertama di dapatkan jarak titik api yang relatif sama, yaitu rata-rata sejauh 5 cm. Serta pada lensa keduapun memiliki jarak titik api yang relatif sama pula, yaitu rata-rata sejauh 12 cm.
4.3 Penghitungan
1/S +1/S’ = 1/f
Contoh pada lensa 50 mm :
                                dik : S  = 20
                                S’ = 7
                                Dit : f = ?


        =>         1/S + 1/S’ = 1/f
                      1/20 + 1/7 = 1/f
                      27/140 = 1/f
f = 140/27 = 5,1 cm
  
Contoh pada lensa 100 mm :
                                dik : S  = 20
                                S’ = 30
                                Dit : f = ?


        =>         1/S + 1/S’ = 1/f
                      1/20 + 1/30 = 1/f
                      50/600 = 1/f
                      f = 600/50 = 12 cm


4.4  Pembahasan Secara Teori
Hubungan antara jarak benda(s) dan jarak bayangan(s’) berbanding terbalik artinya bahwa semakin besar atau semakin jauh jarak benda maka semakin kecil jarak bayangannya. Dan dari hubungan antara jarak benda (s) dan jarak bayangan (s’) akan menghasilkan jarak fokus (f).



BAB 5
Penutup
5.1 Kesimpulan
·            Hubungan antara jarak benda (S), jarak bayangan (S’), dan jarak titik api (f) dapat ditulis dengan persamaan gauss yaitu :
               
·         Semakin jauh jarak benda, maka jarak bayangan semakin dekat terhadap lensa.
·         Dalam menggunakan f+ 50 maupun f+100, dari percobaan 1 s.d 5 (1/S + 1/S’) menghasilkan nilai yang relatif sama besar walaupun dengan jarak yang berbeda. Berarti, besar 1/f tidak ditentukan oleh jarak benda maupun jarak bayangan.
5.2  Saran
1.       Diharapkan keseriusan dan ketelitian pratikan, agar percobaan tidak mengalami kesalahan.
2.       Perlu kerja sama yang baik antara pratikan dengan guru pembimbing.
3.       Hendaknya praktikan berhati-hati dalam melakukan pengukuran.

Daftar Pustaka


1 komentar: